Jakarta, Dmedia — Rumah milik anggota DPR RI nonaktif Ahmad Sahroni di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, telah dirobohkan sepenuhnya menyusul insiden penjarahan yang terjadi pada akhir Agustus. Pembongkaran dilakukan setelah pemilik rumah menilai kerusakan bangunan terlalu parah untuk diperbaiki dan memutuskan membangun ulang hunian di lokasi yang sama.

Proses pembongkaran berlangsung pada Jumat (14/11/2025) dan terekam dalam sebuah video yang beredar luas. Rekaman menunjukkan sebuah ekskavator meruntuhkan bagian depan rumah, sementara puing-puing bangunan menumpuk di halaman. Alat berat itu bekerja memecah dinding dan struktur utama, memastikan tidak ada bagian bangunan yang tersisa berdiri. Langkah ini menandai keputusan final untuk tidak melakukan renovasi parsial, melainkan meratakan bangunan hingga tanah.

Sebelum pembongkaran dimulai, Sahroni menggelar sebuah pengajian bersama warga sekitar. Dalam pertemuan itu, ia menceritakan kembali pengalaman traumatis ketika sekelompok penjarah memasuki dan merusak rumahnya. Warga disebut mendoakan kelancaran proses pembongkaran dan pembangunan ulang hunian tersebut.

Peristiwa penjarahan terjadi pada akhir Agustus ketika sekelompok massa yang bukan berasal dari lingkungan sekitar menyerbu rumah Sahroni. Massa tersebut merusak sejumlah bagian rumah, menghancurkan fasilitas, dan mengambil sejumlah barang pribadi milik politisi yang juga menjabat Bendahara Umum Partai NasDem itu. Kerusakan yang ditimbulkan dinilai cukup signifikan, termasuk pada struktur bangunan dan interior.

Ketika kejadian berlangsung, Sahroni berada di dalam rumah. Ia bersembunyi di lantai dua untuk menghindari konfrontasi langsung dengan para pelaku. Dalam pernyataannya setelah insiden, ia menyebut sempat berhadapan dengan salah satu penjarah di kamar mandi lantai dua, situasi yang digambarkannya sebagai "sangat mencekam." Tidak ada laporan korban luka, tetapi nilai kerusakan rumah belum diumumkan secara resmi.

Hingga Minggu malam, belum ada pernyataan lanjutan mengenai detail desain bangunan baru yang akan dibangun di lokasi tersebut. Namun informasi yang dihimpun menyebut Sahroni telah menugaskan tim arsitek untuk merancang hunian baru dengan sistem keamanan yang lebih kuat. Rencana pembangunan itu masih menunggu penyelesaian pembersihan puing dan perizinan teknis.

Peristiwa penjarahan rumah legislator ini sempat menjadi perhatian publik karena terjadi di kawasan permukiman padat dan melibatkan kelompok massa dari luar wilayah. Hingga kini, belum ada informasi terbaru terkait proses hukum terhadap pelaku penjarahan, sementara aparat belum merinci jumlah tersangka yang ditetapkan. Situasi tersebut menambah konteks atas keputusan pembongkaran penuh yang dilakukan pemilik rumah.

Pembongkaran total ini menandai upaya pemilik untuk memulai kembali pembangunan dari awal, terutama karena struktur lama dianggap tidak layak dipertahankan pasca-insiden. Dalam beberapa kasus serupa, rumah yang mengalami kerusakan berat akibat aksi massa umumnya membutuhkan rekonstruksi menyeluruh, karena faktor keamanan dan kestabilan struktur menjadi perhatian utama.

Dengan pembongkaran telah selesai, proses berikutnya menunggu tahap pembangunan ulang yang diperkirakan akan dimulai setelah seluruh puing disingkirkan. Sahroni belum mengumumkan jadwal pasti, tetapi proses konstruksi diperkirakan berlangsung beberapa bulan setelah pembersihan lahan.