Dmedia — Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban ambruknya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Sabtu (4/10/2025). Sedikitnya 49 orang masih dinyatakan hilang dari total 167 korban yang tercatat sejak peristiwa terjadi.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melaporkan bahwa dari 167 korban, sebanyak 118 orang telah ditemukan. Rinciannya, 103 orang selamat, 14 meninggal dunia, dan satu orang kembali ke rumah tanpa memerlukan perawatan medis. “Total korban tercatat sebanyak 167 orang. Dari jumlah tersebut, 118 orang telah ditemukan,” ujar Muhari dalam keterangan resminya, Sabtu (4/10).

Sebagian besar korban yang selamat telah mendapatkan perawatan medis. Dari 103 korban selamat, 14 di antaranya masih dirawat intensif di rumah sakit, sementara 89 orang sudah diperbolehkan pulang. Satu korban lainnya dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto untuk penanganan lanjutan.

Menurut Muhari, delapan jenazah tambahan berhasil dievakuasi pada hari yang sama. Proses pencarian korban masih berlanjut dengan dukungan penuh dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, PMI, Tagana, Pemadam Kebakaran, dan sejumlah relawan. Operasi gabungan ini telah dilakukan selama 24 jam tanpa jeda sejak insiden terjadi.

“Adapun hasil operasi pencarian pada hari ini tercatat tambahan delapan jenazah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian. Proses pencarian dan evakuasi masih terus dilanjutkan dengan dukungan penuh berbagai unsur,” kata Muhari.

Berdasarkan data BNPB yang diperbarui per Jumat (3/10) pukul 23.05 WIB, masih terdapat 49 orang santri yang belum ditemukan. Data ini mengacu pada daftar absensi santri yang diterbitkan pihak pesantren. Tim SAR menargetkan pencarian tuntas dalam beberapa hari ke depan, tergantung kondisi di lapangan.

Kondisi area bencana masih sangat menantang. Struktur bangunan musala yang tidak stabil menjadi kendala utama dalam proses evakuasi. Petugas kini memusatkan upaya pembersihan di bagian utara bangunan yang dinilai paling berisiko runtuh. “Proses pembersihan puing kini difokuskan pada sisi utara, khususnya pada bagian bangunan yang tidak lagi terintegrasi dengan struktur utama,” ujar Muhari.

Pemerintah daerah dan BNPB menyatakan akan melanjutkan pencarian hingga seluruh korban ditemukan. Mereka juga memastikan dukungan logistik dan medis tersedia bagi seluruh tim penyelamat dan korban selamat.

Tragedi di Ponpes Al-Khoziny menjadi salah satu insiden paling memilukan di Sidoarjo pada 2025. Investigasi awal menunjukkan kemungkinan kuat adanya kegagalan struktur bangunan sebagai penyebab utama ambruknya musala. Pemerintah daerah bersama tim teknis dari Kementerian PUPR berencana melakukan audit konstruksi dan memeriksa izin bangunan pesantren tersebut.

Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus ambruknya bangunan pendidikan di Indonesia yang menyoroti pentingnya pengawasan konstruksi publik. Hingga Sabtu malam, proses pencarian masih berlanjut di tengah kondisi cuaca yang berubah-ubah dan struktur puing yang berpotensi membahayakan petugas.