Jakarta - Indonesia mencatat langkah bersejarah dalam diplomasi dan pelayanan umat. Presiden Prabowo Subianto melalui kerja sama tingkat tinggi dengan Kerajaan Arab Saudi membuka jalan bagi Indonesia untuk mengikuti tender resmi kepemilikan lahan di Kota Makkah, sebuah langkah yang belum pernah dilakukan dalam sejarah bangsa.
Koordinator Media Fraksi Gerindra DPR RI, Djodi Ridder Putra, menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan wujud nyata dari visi besar pemerintah untuk mewujudkan Kampung Haji Indonesia, kawasan terpadu yang akan merevolusi sistem penyelenggaraan haji nasional.
“Bagi jutaan umat Islam Indonesia, menunaikan haji bukan sekadar perjalanan, tapi panggilan suci, perintah Nabi yang dinanti seumur hidup,” ujar Djodi. “Selama ini antrean haji bisa mencapai puluhan tahun, biaya besar, dan di Tanah Suci masih banyak jemaah menghadapi kendala logistik dan fasilitas. Kampung Haji hadir untuk mengubah itu semua.”
Rencana Kampung Haji Indonesia mencakup area seluas 80 hektare, hanya sekitar 400 meter dari Masjidil Haram. Kawasan ini akan dilengkapi akomodasi jemaah, rumah sakit, dapur logistik, transportasi, dan pusat pelayanan terpadu.
Dengan fasilitas milik sendiri, Indonesia tidak lagi bergantung pada hotel sewaan atau pihak ketiga. Hal ini membuka peluang peningkatan kapasitas jemaah setiap musim haji sekaligus memangkas waktu tunggu yang selama ini menjadi persoalan menahun.
Menurut Djodi, efisiensi biaya penginapan dan logistik dua komponen terbesar dalam Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) akan berdampak langsung pada penurunan biaya haji secara bertahap. Selain itu, sistem terintegrasi di Kampung Haji akan mengakhiri berbagai masalah klasik, seperti jemaah yang terpisah dari rombongan, keterlambatan kamar, dan kesulitan mobilisasi antar-lokasi ibadah.
“Kampung Haji Indonesia bukan sekadar bangunan di Tanah Suci. Ini simbol kesungguhan negara memenuhi kebutuhan spiritual rakyatnya, langkah besar Indonesia memuliakan ibadah haji bagi seluruh umat,” tegas Djodi Ridder Putra.
Gagasan ini juga dipandang sebagai model baru diplomasi pelayanan publik internasional, di mana negara hadir tidak hanya sebagai pengatur kuota, tetapi sebagai penyedia fasilitas spiritual dan logistik bagi warganya di Tanah Suci.
“Dari Tanah Air untuk Tanah Suci,” tutup Djodi. “Kampung Haji akan menjadikan ibadah haji bagi umat Islam Indonesia lebih cepat, lebih terjangkau, dan lebih manusiawi.”