Dmedia - Dalam pidatonya, Jokowi juga menyinggung capaian Indonesia selama satu dekade masa kepemimpinannya termasuk kemajuan infrastruktur digital.
Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa masa depan “ekonomi kecerdasan” atau intelligent economy akan sangat bergantung pada kemampuan masyarakat beradaptasi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) serta reformasi terhadap sistem lembaga keuangan dan perdagangan dunia seperti Bank Dunia (World Bank) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam pidato penutupan Bloomberg New Economy Forum yang digelar di Hotel Capella, Singapura, Jumat siang (21/11), dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Bloomberg New Economy Forum. Dalam forum tersebut, Jokowi berpidato menggunakan bahasa Inggris.
“Saya percaya akan ada lebih banyak pekerjaan dan peluang di masa depan, jika kita memastikan rakyat kita siap menghadapinya,” ucap Jokowi.
“Kita harus memastikan mereka belajar tentang AI, coding, algoritma, dan machine learning. Literasi teknologi kini menjadi hal yang fundamental karena daya saing nasional sangat bergantung pada kemampuan mengolah data dan informasi,” imbuhnya.
Jokowi menilai, kemajuan teknologi akan membuka banyak peluang baru, namun hal itu juga harus diikuti dengan redefinisi peran lembaga internasional.
“Institusi seperti IMF dan Bank Dunia perlu memperbarui instrumen keuangannya, dan WTO perlu meninjau ulang aturan perdagangan serta tarif,” katanya, tanpa merinci perubahan yang dimaksud.
Sejak April 2025, Jokowi bergabung sebagai anggota Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, forum prestisius yang didirikan mantan Wali Kota New York dan pendiri Bloomberg, Michael Bloomberg, pada tahun 2018.
Forum tahunan ini diluncurkan untuk merespons pergeseran besar kekuatan ekonomi dunia dari Barat ke Timur dan dari Utara ke Selatan. Pergeseran ini berakar pada faktor demografi, didorong oleh globalisasi, dan dipercepat oleh digitalisasi.
Jokowi ketika menerima penunjukan, ketika itu, mengatakan akan fokus pada isu AI, data, dan transformasi ekonomi digital, sembari berbagi pengalaman Indonesia dalam mengelola kebijakan industri berbasis teknologi.
BANGGAKAN KEMAJUAN DIGITAL INDONESIA
Dalam pidatonya, Jokowi juga menyinggung capaian Indonesia selama satu dekade masa kepemimpinannya. Ia mengenang awal masa jabatan ketika mencari jawaban atas pertanyaan besar yaitu bagaimana membangun ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.
“Indonesia telah berkembang pesat dalam membangun infrastruktur digital dan pusat data. Kami juga meluncurkan satelit baru untuk memperluas jaringan digital di seluruh wilayah,” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Menurutnya, langkah tersebut menjadi fondasi penting sebelum memasuki era ekonomi digital.
“Infrastruktur adalah tulang punggung kecerdasan ekonomi karena mendukung konektivitas, aliran data, dan integrasi teknologi. Sementara regulasi yang tepat memungkinkan inovasi, teknologi, dan kewirausahaan tumbuh bersama,” sambungnya
Mantan Wali Kota Solo itu kemudian menyoroti kemunculan marketplace lokal dan sistem pembayaran digital QRIS yang kini digunakan dari pedagang kecil hingga perusahaan besar.
“QRIS Indonesia membuat pembayaran digital menjadi mudah dan universal. Kini, pedagang kaki lima di desa kecil menggunakan sistem yang sama dengan perusahaan besar di Jakarta,” ujarnya dengan bangga.
“Indonesia juga belajar memanfaatkan teknologi dan sumber daya dengan lebih baik lewat inisiatif hilirisasi dan industri baterai kendaraan listrik (EV). Ini adalah langkah menuju kecerdasan ekonomi,” tambahnya.
JOKOWI BERTEMU TOKOH DUNIA DI NEGERI SINGA
Selama tiga hari berada di Singapura, Jokowi juga bertemu sejumlah pejabat dan tokoh internasional yang menghadiri forum bergengsi ini.
Ia terlihat berdiskusi dengan Bloomberg, mantan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, serta Wakil Perdana Menteri Singapura Gan Kim Yong.
Jokowi menghadiri sarapan privat bersama Bloomberg dan sejumlah menteri, CEO, serta pejabat pemerintahan. Ia juga diundang dalam Gala Dinner di Clifford Pier, yang dihadiri Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.
Ia juga mengunggah momen pertemuannya dengan Menteri Senior Singapura Lee Hsien Loong di akun Instagram resminya.
Dalam foto-foto tersebut, Jokowi tampak santai berjalan bersama Lee, menaiki buggy car, dan berbincang hangat didampingi ajudannya Kompol Syarif Fitriansyah.
Selama masa pemerintahannya (2014–2024), Jokowi berhasil mengubah citra Indonesia dari bagian “Fragile Five” menjadi salah satu pasar berkembang paling menjanjikan di dunia. Fokusnya pada hilirisasi industri, ekspor produk bernilai tambah, serta stabilitas fiskal membawa pertumbuhan ekonomi rata-rata di kisaran 5 persen per tahun.
Meski target pertumbuhan 7 persen tak tercapai, pembangunan infrastruktur dan kebijakan hilirisasi berhasil menekan kemiskinan ekstrem serta memperluas lapangan kerja.
Namun pandemi COVID-19 mengungkap kelemahan struktural di pasar tenaga kerja, seperti pertumbuhan upah yang lambat dan penciptaan lapangan kerja terbatas. Tantangan yang kini diwariskan kepada Presiden Prabowo Subianto