Dmedia - Di tengah meningkatnya kabar perceraian sejumlah selebritas Indonesia seperti Tasya Farasya dan Raisa, istilah “Jin Dasim” mendadak ramai dibicarakan publik. Istilah ini mencuat di media sosial dan dikaitkan secara spiritual dengan keretakan hubungan rumah tangga para figur publik.
Perbincangan tentang makhluk gaib bernama Jin Dasim menjadi tren di berbagai platform digital sejak awal pekan. Banyak warganet menggunakan istilah tersebut dalam konteks satir maupun mistik, menggambarkan penyebab di balik perceraian beberapa artis ternama yang sebelumnya dikenal harmonis.
Dalam literatur klasik Islam, Jin Dasim digambarkan sebagai salah satu keturunan Iblis yang bertugas mengacaukan keharmonisan rumah tangga manusia. Ia disebut sebagai pemimpin kelompok jin kafir dan dikenal dengan sebutan Shahib al-Buyut, jin penghuni rumah yang berupaya menimbulkan pertengkaran, kebencian, dan perceraian antara suami dan istri.
Ulama dan ahli tafsir menjelaskan bahwa gangguan Jin Dasim dipercaya muncul ketika penghuni rumah lalai menyebut nama Allah, seperti tidak mengucapkan salam atau Basmalah saat masuk rumah, makan, atau memulai aktivitas. Keyakinan tersebut menyebut, kelalaian itu memungkinkan Jin Dasim “masuk” ke rumah dan menebar pengaruh negatif, memicu suasana emosional yang mudah meledak.
Fenomena ini dipahami sebagian masyarakat sebagai simbol spiritual atas keretakan rumah tangga. Dalam konteks perceraian publik figur, istilah “Jin Dasim lembur” menjadi guyonan populer setiap kali muncul berita perceraian baru. Namun, pengamat sosial mencatat bahwa tren ini mencerminkan kuatnya peran kepercayaan mistik dalam budaya Indonesia, terutama dalam memaknai konflik rumah tangga.
Belum ada pernyataan resmi dari tokoh agama arus utama mengenai kebenaran literal konsep Jin Dasim, tetapi beberapa dai dan ustaz telah memberikan penjelasan untuk menekankan pentingnya aspek spiritual dan psikologis dalam menjaga keharmonisan keluarga.
Dalam ajaran Islam, umat dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan doa sebagai bentuk perlindungan dari pengaruh jin atau energi negatif. Beberapa amalan yang sering disarankan antara lain membaca Basmalah sebelum beraktivitas, mengucapkan salam saat masuk rumah, serta memperbanyak membaca Al-Qur’an, terutama Surah Al-Baqarah dan Ayat Kursi.
Selain pendekatan spiritual, para konselor keluarga menilai bahwa komunikasi terbuka dan ketenangan emosional antara pasangan juga berperan penting dalam mencegah konflik yang berujung perceraian. “Gangguan rumah tangga tidak selalu berasal dari faktor supranatural. Sering kali akar masalahnya terletak pada tekanan emosional dan komunikasi yang buruk,” ujar salah satu psikolog keluarga dalam diskusi daring, Kamis (24/10/2025).
Fenomena “Jin Dasim” menandai bagaimana isu spiritual tetap menjadi bagian dari cara masyarakat Indonesia menafsirkan perubahan sosial, bahkan di era digital. Perdebatan di dunia maya memperlihatkan dua kutub: sebagian menganggapnya mitos turun-temurun, sementara lainnya melihatnya sebagai bentuk refleksi budaya terhadap persoalan rumah tangga modern.
Hingga Jumat sore, tagar #JinDasim masih menjadi salah satu topik populer di platform X (sebelumnya Twitter), dengan lebih dari 120 ribu unggahan yang membahas mitos, humor, dan pandangan keagamaan terkait topik tersebut.